SINAI (Arrahmah.com) – Menurut Agence France Presse pada Jumat (29/7/2011), Mujahidin Mesir menyerang pusat gas negara-kota el-Arish-di Semenanjung Sinai.
Menurutsumber setempat, 2 polisi tewas dan 12 lainnya terluka dalam baku tembak.
Dilaporkan bahwa sekitar 150 Mujahid Mesir melambaikan bendera dengan tulisan “Laa ilaha illallah” melaju ke kota dengan truk dan sepeda motor.
Tembakan dilepaskan oleh Mujahidin ke arah polisi, meletuskan baku tembak sengit.
Kantor berita MENA mengatakan abhwa Hassan Qweidar (70) dan Nasser Abdulsalam (13), meninggal dunia dalam baku tembak karena mereka terjebak di tengah-tengah.
MENA juga melaporkan bahwa Mujahidin berhasil melukai seorang letnan kolonel dan kapten. Menurut saksi mata, di kubu Mujahidin juga terdapat beberapa korban luka.
Sebuah pesawat khusus dikirimkan ke lokasi untuk mengevakuai 12 (atau mungkin lebih) polisi yang terluka ke rumah sakit militer.
Mujahidin Mesir berusaha menyerbu kantor polisi di kota itu. Saksi mata mengatakan bahwa kantor polisi yang menjadi target telah dibakar.
Mujahidin lainnya menghancurkan patung mantan presiden Mesir, Anwar Sadat yang dibunuh oleh gerakan Islam, Jihad Islam Mesir pada tahun 1981.
Perlu diingat bahwa el-Arish yang berlokasi di Semenanjung Sinai merupakan suplai gas alam untuk Israel, sebelumnya telah beberapa kali daerah itu dikecam.
Sebelumnya terdapat laporan bahwa sekitar 400 Mujahid telah tiba di Semenanjung Sinai.
Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di jalan-jalan utama di Kairo, melakukan aksi protes terbaru.
Mereka juga keluar di jalan-jalan di Alexandria. Protes diadakan sebagian besar oleh Muslim Salafi. Mereka berkumpul di luar Masjid Ibrahim al-Qaid yang berlokasi di jantung kota.
Para Muslim meneriakkan anti-Demokrasi dan anti-Sekulerisme. Mereka menyerukan untuk pengenalan hukum dan pelestarian Islam di Mesir.
Khutbah-khutbah di banyak masjid di Mesir pada hari itu dengan tema utama penuntutan tegaknya aturan Islam.
Selama beberapa hari terakhir di Mesir, Muslim mendistribusikan selebaran untuk mendukung pembentukan kembali pemerintahan Islam dan pengutukan terhadap ide-ide sekuler.
Beberapa pengamat percaya bahwa situasi saat ini di Mesir dapat mengarah kepada Jihad besenjata. (haninmazaya/arrahmah.com)