(Arrahmah.com) – Penjajahan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya, NATO, di Afghanistan telah memasuki usia 15 tahun. Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA), yang tengah berjihad melawan penjajah asing, merilis pernyataan yang mengingatkan publik dunia terkait apa motif AS-NATO di Afghanistan dan menyeru penjajah AS-NATO untuk segera mengakhiri penjajahannya. Berikut terjemahannya:
**********
Satu setengah abad yang lalu, pada 7 oktober 2001, Penjajah Amerika menyerang negeri kami tercinta dengan kedok dalih yang sia-sia, kepura-puraan, memanfaatkan insiden 9/11 sebagai alasan, tetapi tetap saja mereka tidak memiliki bukti yang kuat dalam hal ini kecuali hanya dugaan-dugaan saja. Namun aktivitas dan kebijakan Amerika dan sekutu-sekutunya selama satu setengah dekade lalu telah mengungkapkan fakta ini berulang kali dan lagi bahwa Amerika datang ke Afghanistan dan kawasan ini untuk motif yng lain dan mereka masih mengejar tujuan-tujuan ini. Untuk mencapai tujuan itu, mereka mengerahkan 150.000 tentara dan mengunakan senjata-senjata canggih termasuk senjata kimia yang digunakan terhadap bangsa Muslim Afghan, menewaskan pria-pria tua, wanita, kaum muda dan anak-anak. Bahkan mereka tidak meninggalkan kebun-kebun dan sawah-sawah rakyat.
Para penjajah berpikir bahwa Taliban adalah sekelompok orang. Mereka (penjajah) akan mengalakan mereka (Taliban) dengan menggunakan senjata-senjata dan taktik-taktik canggih, tetapi tidak menyadari bahwa pada hakikatnya Taliban adalah sebuah bangsa – mereka berhadapan dengan bangsa yang mencintai keimanan dan kemerdekaan. Siapapun yang pernah menginvasi tanah mereka (bangsa Afghan), bangsa ini telah selalu menunjukkan persatuan mereka dengan menjaga perbedaan mereka dan telah menimpakan pukulan telak semacam itu kepada para penjajah bahwa mereka (penjajah) bahkan tidak bisa mempertahankan pijakan kaki mereka di negara mereka sendiri. Dari Inggris hingga mantan Uni Soviet, sejarah semua penjajah adalah rahasi umum di hadapan dunia. Mereka yang telah memberikan dan masih memberikan informasi dan nasehat yang salah kepada para penjajah hanya berteriak untuk mencapai koridor kekuasaan di bahu para penjajah. Mereka dengan sengaja berusaha untuk membuat isu internal Afghanistan menjadi isu internasional. Tetapi mereka yang menjual kemerdekaan mereka dan membunuh rakyat mereka sendiri demi orang-orang asing dan kekuasaan bayaran mereka tidak bisa mewakili bangsa mereka juga tidak mewakili bangsa yang memiliki ikatan dengan mereka.
Semua memiliki saksi bahwa tidak ada bukti nyata terkait keadilan, kualifikasi dan perkembangan yang pernah terlihat di negara ini di bawah slogan demokrasi selama satu setengah dekade lalu. Lebih dari itu, keputusan akhir tentang masa depan negara ini (di bawah demokrasi) terjadi di kedubes-kedubes negara penjajah. Realitas ini bukan lagi rahasia bagi masyarakat.
Kami mengutuk invasi aliansi AS terhadap Afghanistan dan sekali lagi menyeru kepada para penjajah berhenti dari melempar debu ke mata dunia. Jadikanlah strategi kalian atas dasar realita Afghanistan di lapangan dan bukan berdasarkan analisa, informasi, dan nasehat yang salah, karena nasehat dan analisa itu adalah sia-sia dan tidak substansial seperti (jumlah) sekolah hantu, klinik hantu dan tentara hantu. Semua bangsa memiliki hak untuk memutuskan masa depan, kemerdekaan dan pemerintahan mereka sebagaimana kalian juga mengambil hak ini begitu saja. Kalian masih memiliki waktu untuk menerima realitas di lapangan dan meningalkan Afghanistan untuk rakyat Afghan sebelum menghadapi takdir serupa dengan mantan Uni Soviet. (siraaj/arrahmah.com)