BERLIN (Arrahmah.id) – Perayaan Hari Anak Internasional di Berlin digelar dengan membacakan lebih dari 15.000 nama anak-anak Gaza yang tewas akibat serangan “Israel” selama delapan bulan terakhir.
Acara yang diselenggarakan oleh tiga perempuan Berlin pada Sabtu (1/6/2024) itu berlangsung di depan Neue Wache, monumen pusat kota. Ratusan pasang sepatu anak-anak diletakkan di trotoar Jalan Unter den Linden untuk menarik perhatian masyarakat terhadap pembunuhan massal di Gaza.
Pembacaan nama-nama yang dilakukan oleh sejumlah relawan dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat dan akan berlanjut hingga tengah malam.
Michael Barenboim, seorang pemain biola Yahudi dan profesor di Akademi Barenboim-Said di Berlin, yang turut ambil bagian dalam pembacaan nama-nama tersebut, mengatakan bahwa ia percaya sangat penting untuk “mengembalikan rasa kemanusiaan” yang telah direnggut dari anak-anak yang terbunuh di Gaza dengan membacakan nama-nama mereka dengan lantang.
“Jadi, penting juga bagi orang-orang yang berbeda untuk datang ke sini dan membacakan nama-nama itu. Dengan cara ini, masing-masing dari lebih dari 15.000 korban akan mendapatkan penghormatan,” ujar Barenboim seperti dilansir Anadolu.
Nadja Vancouwenberghe, salah satu penyelenggara acara, menjelaskan bahwa acara ini dipersiapkan oleh tiga perempuan asal Prancis yang sudah lama tinggal di Berlin.
“Kami benar-benar ingin mengekspresikan rasa belas kasih dan rasa putus asa kami,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka ingin melakukan sesuatu dari Jerman “untuk menunjukkan bahwa banyak orang yang benar-benar dalam solidaritas ingin mengekspresikan bukan hanya kemarahan, bukan hanya kata-kata politis, tetapi juga untuk berbagi kasih sayang manusia yang paling dasar.”
Saat berbicara tentang bungkamnya Jerman atas serangan “Israel” ke Gaza, Vancouwenberghe mengatakan, “Salah satu motivasi besar yang kami miliki adalah untuk benar-benar memecah kebungkaman di Jerman.”
Vancouwenberghe menyatakan bahwa tidak semuanya sempurna di Prancis, tetapi setidaknya ada beberapa keragaman media.
“Di sini, semuanya benar-benar seragam, ketidakmampuan untuk mengkritik apa pun yang berkaitan dengan ‘Israel’, dan ini tidak dapat dipercaya, dan sangat penting untuk terlihat dan terdengar, karena orang-orang di sini tidak ingin tahu atau tidak tahu. Namun media membuat orang menjadi tidak tahu karena mereka tidak memberitakan apa yang terjadi. Dan ini sangat keterlaluan, dan kami sangat terkejut dengan hal ini.”
Vancouwenberghe mengatakan bahwa ketika mereka memberi tahu teman-teman mereka di Jerman, mereka sangat terkejut Ketika mengetahui bahwa banyak dari teman-temannya yang tidak pernah mau ambil bagian dalam demonstrasi politik pro-Palestina.
“Mereka berkata, ‘oh, ya, ini untuk anak-anak, mungkin, kami bisa. Ini adalah pesan kami (bahwa) Anda tidak perlu berpolitik. Kami ingin menunjukkan bahwa di Jerman, lebih dari di tempat lain, orang harus memahami rasa belas kasihan seperti apa yang seharusnya dirasakan ketika begitu banyak orang terbunuh dan pembunuhan massal yang terjadi begitu luar biasa,” ungkapnya.
Bahkan tidak perlu membahas apakah itu disebut genosida atau tidak, katanya, menjelaskan, “Pada akhirnya, 15.000 anak-anak meninggal.” (Rafa/arrahmah.id)