BEIJING (Arrahmah.com) – Otoritas penerbangan Cina mengonfirmasi bahwa semua penumpang pesawat yang berjumlah 132 orang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat China Eastern Airlines, yang jatuh di pegunungan hutan lebat di Cina Selatan.
Selama berhari-hari, tim penyelamat telah menyisir lokasi kecelakaan di lumpur tebal dan semak belukar, dan di tengah puing-puing bagian pesawat yang berserakan, di wilayah Guangxi Cina Selatan. Administrasi Penerbangan Sipil Cina atau China’s Civil Administration (CAAC) mengungkapkan, mereka telah mengidentifikasi 120 korban melalui tes DNA, termasuk 114 penumpang dan enam awak pesawat.
Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 pada Senin (21/3/2022) menandai bencana udara terburuk di Cina dalam lebih dari satu dekade. Penerbangan MU5735 ini jatuh saat dalam perjalanan dari kota barat daya Kunming ke Guangzhou dengan 123 penumpang dan sembilan awak di dalamnya. Pesawat tersebut kehilangan kontak di atas kota Wuzhou, kata CAAC dalam sebuah pernyataan.
Sampai hari ini belum diketahui penyebab kecelakaan, namun hari ini, seperti dilansir CNN Internasional, Ahad (27/3/2022) tim menemukan black box kedua badan pesawat.
Kotak hitam yang merekam data selama penerbangan itu telah dikirim ke Beijing untuk dianalisis. Hasil analisis akan memberikan petunjuk penting mengenai penyebab kecelakaan.
Zhu Tao, direktur Kantor Keselamatan Penerbangan CAAC, mengatakan bahwa tim penyelamat menemukan pemancar pelacak darurat, yang biasanya dipasang di dekat kotak hitam kedua.
Seorang perwakilan maskapai mengatakan pada Selasa, pesawat itu ‘terbang normal’ sebelum tiba-tiba mulai jatuh dan kehilangan kontak dengan kontrol darat, lebih dari satu jam setelah penerbangan. Pemeriksaan pra-penerbangan menunjukkan tidak ada yang salah, dan semua anggota kru sehat dan memenuhi syarat.
Investigasi oleh CAAC masih terus berlangsung, bersama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Administrasi Penerbangan Federal AS juga terlibat. Investigasi tersebut kemungkinan akan memakan waktu berbulan-bulan, atau bahkan lebih dari setahun. Hal ini akan membuat semua keluarga korban belum bisa mendapatkan jawaban secara jelas mengenai akibat kecelakaan. Menengok pada laporan akhir untuk kecelakaan fatal Henan Airlines 2010, tidak dirilis sampai hampir dua tahun kemudian.
Penyelidik kecelakaan udara memperingatkan bahwa penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan itu akan sangat sulit, karena parahnya kerusakan pesawat itu.
China Eastern Airlines dan anak perusahaannya untuk sementara waktu telah mengandangkan atau memberhentikan operasi 223 pesawat Boeing 737-800, kata juru bicara maskapai Liu Xiaodong, Kamis. Maskapai ini juga mengklaim telah melakukan perbaikan keselamatan menyeluruh setelah kecelakaan itu.
Boeing 737-800 adalah versi paling umum dari jet Boeing yang sekarang beroperasi, dan merupakan jenis yang banyak dipakai maskapai penerbangan. Menurut perusahaan analisis penerbangan Cirium, ada 4.502 unit pesawat Boeing 737-800 yang sekarang beroperasi di seluruh dunia.
(*/Arrahmah.com)