DEIR AZZUR (Arrahmah.id) – Tiga belas orang tewas dalam bentrokan di wilayah timur Suriah yang dikuasai Kurdi antara para pejuang yang didukung Amerika Serikat (AS) dan para anggota sebuah kelompok yang berafiliasi dengan mereka, yang pemimpinnya telah ditangkap dua hari yang lalu, demikian laporan kelompok pemantau perang pada Selasa (29/8/2023).
“Sepuluh pejuang lokal dan tiga anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF) tewas” dalam bentrokan yang dimulai pada Senin di beberapa desa di sebelah timur provinsi Deir Azzur, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
SDF yang didukung AS dan dipimpin oleh Kurdi mempelopori pertempuran yang mengusir para pejuang ISIS dari sisa-sisa wilayah yang mereka kuasai di Suriah pada 2019.
Kelompok yang berafiliasi dengan SDF, Dewan Militer Deir Azzur, dipimpin oleh Ahmad al-Khabil, yang juga dikenal sebagai Abu Khawla, yang ditangkap di kota Hasakeh pada Ahad malam, kata SOHR.
Langkah tersebut memicu ketegangan yang memburuk menjadi bentrokan setelah orang-orang bersenjata menyerang posisi SDF, tambah laporan SOHR yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan sumber di dalam Suriah.
Tuduhan terhadap Khabil tidak segera jelas, namun SOHR dan seorang aktivis mengatakan kepada AFP bahwa ia diketahui terlibat dalam penyelundupan dan telah mengumpulkan kekayaan yang cukup besar selama bertahun-tahun.
Dewan Militer Deir Azzur, salah satu dari beberapa kelompok Arab yang berafiliasi dengan SDF, bertanggung jawab atas keamanan di beberapa bagian provinsi Deir Azzur yang mayoritas penduduknya adalah orang Arab.
Sebagian wilayah provinsi ini merupakan bagian dari pemerintahan semi-otonom di utara dan timur laut Suriah yang dibentuk oleh suku Kurdi setelah kekalahan ISIS.
Kurdi mengelola daerah tersebut melalui dewan sipil dan militer setempat dalam upaya untuk mencegah ketidakpuasan Arab.
“Apa yang terjadi hari ini adalah penyelesaian masalah,” kata Omar Abu Layla, seorang aktivis yang mengepalai platform media DeirEzzor24.
“Para komandan yang korup merasa bahwa mereka berada dalam bahaya setelah Abu Khawla ditangkap dan telah mencoba mengubahnya menjadi masalah kesukuan dan Arab untuk melindungi diri mereka sendiri,” tambahnya, seraya memperingatkan bahwa kerusuhan tersebut dapat “berdampak negatif terhadap wilayah tersebut.”
SDF belum berkomentar, tetapi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah meluncurkan “operasi untuk meningkatkan keamanan” pada Senin di provinsi Deir Azzur melawan ISIS dan “penjahat yang terlibat dalam perdagangan narkoba dan mengambil keuntungan dari penyelundupan senjata.”
Operasi tersebut terus berlanjut “untuk menangkap mereka yang terlibat dalam kegiatan kriminal,” tambah pernyataan tersebut.
Sebuah sumber SDF mengatakan bahwa daerah-daerah di mana bentrokan terjadi berada di sepanjang “rute penyelundupan yang diketahui,” dan meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media. (haninmazaya/arrahmah.id)