JAKARTA (Arrahmah.com) – Sebanyak 1.130 kursi haji khusus tersisa akan digelar selama sehari pada 13 Oktober 2008 untuk perebutan, sehingga Departemen Agama (Depag) berkeyakinan bahwa sisa kuota haji khusus itu bakal habis.
Kalaupun tak habis, yang jelas proses administrasi pemberangkatan haji khusus diharapkan akan segera rampung secepatnya, kata Direktur Pengelolan BPIH dan Pelayanan Sistem Haji, Abdul Ghofur Djawahir di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pula, sampai dengan akhir masa pelunasan haji khusus tanggal 9 Oktober 2008 lalu, kuota haji khusus masih tersisa 1.130 seat atau porsi.
“Akan dibuka perebutan bebas, hanya untuk satu hari yaitu tanggal 13 Oktober 2008. Ini untuk memberikan kesempatan kepada calon jamaah haji khusus,” kata Abdul Ghofur.
Calon jamaah haji khusus yang dapat ikut perebutan bebas yaitu yang telah memiliki nomor porsi 21.117 ke atas. “Perebutan bebas dilaksanakan di sejumlah bank, tempat setor awal, dengan menunjukkan bukti setor awal,” paparnya.
Menyangkut soal pemondokan di tanah suci, ia menjelaskan, bahwa hal itu sudah rampung. Karena itu dalam waktu dekat akan dilakukan qur`ah (undian) untuk penentuan penetapan maktab atau perumahan jamaah haji di Mekah.
Qurah dilakukan pada 16-17 Oktober 2008 mendatang. Pelaksanaan Qur`ah dilakukan di Jakarta, guna memberi kepastian penempatan lokasi perumahan di Mekah bagi jamaah haji, papar Abdul Ghofur.
Sampai Jumat petang, masalah perumahan di Mekah sudah beres. Tinggal MoU atau kontrak untuk kapasitas 500 jamaah. “Jadi rumahnya sudah ada dan sudah dicek, tinggal kontraknya saja. Ini agak tertunda karena pemiliknya masih berlibur lebaran. Jadi penginapannya sudah dapat, tinggal melakukan MoU saja,” ungkap Abdul Ghofur.
Terkait Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), ia mengatakan, tak ada perubahan atau tidak terpengaruh dengan adanya krisis global khususnya di Amerika Serikat saat ini. “BPIH tidak terpengaruh dengan krisis global khususnya di Amerika,” katanya.
Pasalnya, menurut Ghofur, untuk tahun ini, hanya 1,6 persen saja dari komponen BPIH yang menggunakan rupiah. Yaitu sebesar 501 ribu rupiah. “Yang 98,4 persen, itu sudah dengan valuta asing. Sehingga dengan adanya krisis sekarang ini, tidak ada pengaruh dengan haji. Tidak akan menambah biaya dari masyarakat atau dari manapun,” tegasnya.
Ia mengungkapkan bahwa ini sangat berbeda dengan kondisi krisis pada tahun 1998 lalu.
“Karena pada peristiwa krisis tahun 1998 itu pemerintah pernah melakukan subsidi dua kali. Tahun pertama itu 960 milyar rupiah, tahun kedua 640 milyar. Dengan adanya subsidi itu banyak mengundang protes. Karena mestinya khan orang yang naik haji itu orang yang mampu, masa` disubsidi,” kata Ghofur.
“Akhirnya sepakat rapat Gubdernur BI, Menkeu, DPR dan Menag. Kemudian biaya haji itu dibayar untuk komponen di luar negeri dengan dolar, untuk komponen di dalam negeri dengan rupiah. Transaksinya itu dilakukan pada saat pelunasan,”tambahnya.
Abdul Ghofur menegaskan kepada para calon jamaah haji untuk tidak khawatir terkait kondisi perumahan yang tahun ini relatif lebih jauh jaraknya dari Masjidil Haram, dibanding tahun-tahun sebelumnya. Akibat adanya perluasan pelataran Masjidil Haram.
Pasalnya, pemerintah telah menyiapkan 620 bus untuk mengantar jamaah dari pondokan ke Masjidil Haram dan sebaliknya bagi jamaah yang jarak pondokannya ke Masjidil Haram di atas 1400 meter. Lebih lanjut diungkapkannya bahwa jarak pondokan terjauh dari Masjidil Haram adalah sekitar delapan kilometer.(Hanin Mazaya/antara)