KIEV (Arrahmah.id) – Sebanyak 13.000 tentara Ukraina tewas dalam pertempuran sejak Rusia menginvasi negara itu sembilan bulan lalu, menurut seorang pejabat di Kiev.
Komentar dari Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tampaknya menjadi update pertama jumlah pejuang tewas sejak akhir Agustus ketika kepala angkatan bersenjata mengatakan hampir 9.000 tentara tewas.
“Kami memiliki angka resmi dari staf umum, kami memiliki angka resmi dari komando tertinggi, dan jumlahnya (antara) 10.000 dan 12.500 hingga 13.000 tewas,” kata Podolyak kepada Channel 24 Ukraina pada Kamis (1/12/2022), seperti dilansir Al Jazeera (2/12).
“Kami terbuka untuk membicarakan jumlah korban tewas,” tambahnya, dengan mengatakan lebih banyak tentara yang terluka daripada yang tewas.
Jumlah korban militer belum dikonfirmasi oleh angkatan bersenjata Ukraina. Podolyak menambahkan bahwa Zelenskyy akan mempublikasikan data resmi “ketika saat yang tepat tiba”.
Militer Ukraina melakukan serangan balik kilat pada September, yang membuat mereka merebut kembali sebagian besar wilayah di timur laut dan selatan negara itu, termasuk kota Kherson yang penting secara strategis yang telah diduduki oleh Rusia tak lama setelah invasi 24 Februari.
Dengan cuaca yang semakin dingin, bentrokan paling intens kini terjadi di wilayah timur Donetsk.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron, yang berada di Washington, DC, berjanji untuk mempertahankan dukungan untuk Ukraina dan mengutuk “perang agresi ilegal Rusia” terhadap tetangganya.
Bulan lalu, jenderal tinggi AS memperkirakan bahwa militer Rusia telah melihat lebih dari 100.000 tentaranya tewas atau terluka di Ukraina, menambahkan bahwa angkatan bersenjata Kiev “mungkin” menderita dengan cara yang sama.
Penasihat Zelenskyy Oleksiy Arestovych, berbicara dalam sebuah wawancara video pada Rabu, mengklaim jumlah kematian di Rusia sekitar tujuh kali lipat dari Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)