GAZA (Arrahmah.com) – Coastal Municipalities Water Utility (CMWU) Palestina mengatakan bahwa sekitar 120.000 orang di Jalur Gaza yang diblokade menderita kekurangan air minum akibat infrastruktur yang rusak selama 55 hari serangan “Israel” di wilayah itu pada tahun lalu.
“Dua puluh tiga persen dari populasi Jalur Gaza tidak terhubung ke jaringan sanitasi,” kata CMWU dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (25/8/2015), sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency.
CMWU, yang mengawasi penyediaan air minum dan sanitasi publik di sebagian besar wilayah Gaza yang terkepung, menggambarkan situasi saat ini sebagai situasi yang “sangat berbahaya”.
“96 persen dari air bawah tanah tidak cocok untuk dikonsumsi oleh manusia, terpaksa warga Gaza membeli air, yang menelan biaya sekitar sepertiga dari pendapatan mereka,” ungkap CMWU.
CMWU juga menambahkan bahwa blokade yang dilakukan oleh “Israel” dan Mesir selama delapan tahun terhadap Gaza semakin memperburuk krisis air di Jalur Gaza dan menghambat berbagai proyek pembangunan.
Sejak tahun 2007, Gaza telah terhuyung-huyung di bawah blokade “Israel” dan Mesir yang telah merampas hak 1,9 juta penduduk Gaza atas barang yang paling dasar, termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bangunan.
Pada bulan Juli dan Agustus tahun lalu, “Israel” melakukan serangan 51 hari terhadap Jalur Gaza. Sebanyak 2160 warga Palestina tewas dalam serangan itu – kebanyakan warga sipil – sementara ratusan rumah dan beberapa insfrastruktur berubah menjadi puing-puing yang berserakan di seluruh wilayah Gaza.
(ameera/arrahmah.com)