MARIB (Arrahmah.id) – Sedikitnya 12 teroris Syiah Houtsi telah tewas dalam pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah Yaman selama dua hari terakhir di luar Marib, ketika milisi memulai babak baru serangan mematikan untuk menguasai kota penting itu, laporan media lokal dan pejabat militer mengatakan pada Sabtu (3/12/2022).
Lt. Kol. Rashad Al-Mekhlafi, seorang pejabat militer di Departemen Bimbingan Angkatan Bersenjata Yaman, mengatakan kepada Arab News bahwa Houtsi melakukan serangan terhadap tentara pemerintah dengan senapan mesin berat, tank, dan artileri di sepanjang medan tinggi yang menghadap ke Marib untuk mempersiapkan jalan bagi pasukan darat untuk menyerang, mendorong ke wilayah baru di Al-Akad, Al-Ramelah dan situs lain di selatan kota.
Serangan Houtsi memicu pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah pada Kamis dan Jumat, yang mengakibatkan kematian setidaknya selusin tentara Houtsi dan melukai puluhan lainnya.
“Mereka menembaki pasukan kami dengan keras sebelum meluncurkan gelombang pejuang melawan kami,” kata Al-Mekhlafi.
Tentara nasional dan pejuang perlawanan mampu memukul mundur milisi, kata Al-Mekhlafi, menambahkan bahwa banyak truk pickup militer Houtsi terlihat mengangkut korban ke rumah sakit di Juba Marib serta rumah sakit lain di Sana’a dan Thamar.
Pejabat militer Yaman percaya bahwa serangan Houtsi di Marib bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah Yaman untuk menyerah pada tuntutan milisi, seperti pembayaran gaji.
Sejak 2 Oktober, ketika gencatan senjata yang ditengahi PBB runtuh, Houtsi telah meningkatkan operasi drone, rudal, dan darat terhadap pasukan pemerintah di beberapa lokasi penting di seluruh negeri, termasuk di luar Marib.
Meskipun pertempuran berkurang secara signifikan, gencatan senjata yang berlaku pada 2 April gagal mengakhiri pengepungan Houtsi di Taiz atau penghentian serangan mematikan milisi terhadap wilayah sipil.
Meskipun banyak korban Houtsi di Marib pekan lalu, otoritas Yaman percaya bahwa serangan baru-baru ini lebih lemah daripada yang dilakukan selama serangan militer Houtsi di kota yang dimulai awal tahun lalu dan dihentikan setelah gencatan senjata.
Ribuan pejuang dan warga sipil tewas selama serangan Houtsi, sementara ribuan lainnya terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Pada 1 Desember, Armada Kelima Angkatan Laut AS mencegat kapal pukat ikan yang menyelundupkan “lebih dari 50 ton amunisi dan propelan untuk roket” di Teluk Oman di sepanjang rute laut dari Iran ke Yaman. (haninmazaya/arrahmah.id)