WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amina Edota membandingkan Musik dengan Al-Qur’an. Apa yang terjadi? Sebanyak 12 kebenaran sederhana ia dapatkan sebagai bahan perenungan yang mendalam. Demikian posting Dr. Bilal Philips pada akun Facebook resminya, Senin (10/3/2015).
Musik adalah bagian besar dari kehidupan kita. Ini adalah tren sosial, pernah berkembang dan populer di seluruh dunia. Tidak diragukan lagi, masyarakat terus-menerus dibombardir oleh segala jenis musik di pusat perbelanjaan, pasar, jalanan, jingle-jingle di radio, saluran TV, bahkan di internet.
Saat ini, musik juga memainkan peran eksplisit dalam banyak manajemen pendidikan dan tempat kerja. Bahkan secara medis musik diklaim dapat menghilangkan stress dan memberikan ketenangan. Bagi banyak orang, terutama kaula muda, musik bisa dianggap seperti balsem atau aroma terapi yang bermanfaat bagi tubuh, akal, dan jiwa.
Karenanya, musik dianggap sebagai kegiatan yang tidak berbahaya dan menjadi sumber kedamaian, relaksasi, kreativitas dan inspirasi. Selain itu, banyak pihak menganggapnya postif karena tidak menghentikan orang dari shalat, berpuasa dan melakukan perbuatan baik. Lantas apa masalahnya?
Musik atau Qur’an
Perenungan Amina dicetus oleh pengalaman di sekolahnya beberapa tahun yang lalu. Gurunya menjelaskan bahwa Al-Qur’an dan musik tidak pernah dapat beriring harmonis di hati seorang Mukmin.
Hal itu menggelitik benaknya, karena ini memiliki konsekuensi serius pada pikirannya, ibadah dan gaya hidupnya secara umum. Perang batin Amina menghantarkan dirinya untuk mengenal Kita Suci al-Qur’an yang suci. “Ini adalah rahmat, panduan dan perlindungan bagi umat manusia. Ini juga merupakan pengingat yang kuat, mukjizat dan wahyu ilahi,” ujarnya.
Mengutip ulama besar Ibnu Qayyim Amina menerangkan, “Al-Qur’an adalah semua tentang tauhid”. Dan tidak ada hal yang menduduki peringkat lebih tinggi sebagai prioritas seorang Muslim daripada menegakkan tauhid.
Menurut Amina, musik di sisi lain dapat mengungkapkan segala sesuatu, kecuali tauhid. Meskipun mungkin masih banyak perdebatan tentang banyak manfaat dari musik, secara istiqomah Muslimah muda ini mengampanyekan 12 kebenaran sederhana berikut untuk direnungkan kaum Muslimin.
1. Asal
Qur’an: Firman Allah SWT.
Musik: Dibuat, direproduksi dan didistribusikan oleh manusia.
2.Tema
Qur’an: Tauhid (Keesaan Allah SWT), aqidah (keyakinan), isu-isu yang berkaitan dengan ibadah, keuntungan yang kekal (akhirat).
Musik: Umumnya berisi keinginan rendah dan keuntungan duniawi.
3. Manfaat
Qur’an: 100% menguntungkan setiap saat, untuk dibacakan kepada mahluk ciptaan Allah (manusia), didengarkan atau direnungkan.
Musik: Manfaatnya sedikit untuk tuuan tertentu dan pada waktu tertentu misalnya, musik tenang untuk relaksasi diri, lirik motivasi, dll.
4. Konten
Qur’an: Terkait dengan sukses di dunia dan akhirat; juga terkait dengan berbudi pekerti, perbuatan baik dan ibadah.
Musik: Terkait hanya untuk memperoleh keberhasilan dalam dunia ini; juga terkait dengan karakter yang korup, alkohol, obat-obatan, hawa nafsu dan bunuh diri.
5. Seruan
Qur’an: Menyeru kepada sunnah Rasulullah ﷺ, ketaatan, ibadah, bimbingan, karakter yang baik, pengampunan, surga.
Musik: Untuk sebagian besar, mengundang dosa dan segala sesuatu yang mengarah kepada kemungkinan dosa (keinginan rendah, kekayaan, kekuasaan, ketidak percayaan, ketelanjangan).
6.Tujuan
Qur’an: mengingat Allah ﷻ.
Musik: sebagai gangguan dari mengingat Allah ﷻ.
7. Produksi dan Replikasi
Qur’an: Belum pernah dan tidak dapat diproduksi. Allah ﷻ menantang manusia dalam berbagai ayat untuk melakukannya.
Musik: Siapapun dapat kembali / menghasilkan musik. Ada banyak program, sekolah dan para ahli yang didedikasikan untuk belajar seni.
8. Efek umum
Qur’an: Memberikan efek internal yang menenangkan yang tahan lama dan bergizi bagi jiwa, dampak jangka panjang (akhirat)
Musik: Memberikan efek menenangkan eksternal yang bersifat sementara
9. Efek pada Jiwa
Qur’an: gizi murni untuk jiwa melalui pembersihan spiritual dan pemurnian tauhid.
Musik: Junk food bagi jiwa melalui penurunan kekuatan spritual dan menguras nafsu dan emosi.
10. Efek pada hati
Qur’an: Membangun hati yang sehat, bebas dari penyakit.
Musik: Meningkatkan penyakit hati, dari keraguan keinginan.
11. Gaya hidup
Qur’an: Pesan dapat berkembang dan terinternalisasi menjadi gaya hidup positif dan kepribadian yang stabil.
Musik: Pesan dapat mengubah gaya hidup menjadi negatif, menghasilkan kepribadian yang korup dan tidak stabil.
12. Koneksi dengan Allah ﷻ
Qur’an: membangun kesadaran yang tinggi tentang eksistensi Allah ﷻ, menjadi lebih dekat kepada-Nya.
Musik: Membawa manusia menjadi ‘gaflah’ (lalai) dari Allah ﷻ, meningkatkan daya tarik musisi.
Rujukan
Dr. Gohar Mushtaq (2011). Music Me Do It. Studi In-Depth Musik melalui Islam dan Sains. International Islamic Publishing House (IIPH). Riyadh, Arab Saudi.
(adibahasan/arrahmah.com)