SURIAH (Arrahmah.com) – Lebih dari 12.000 anak telah kehilangan orang tua mereka selama perang empat tahun dengan serangan-serangan yang dilakukan oleh rezim Nushairiyah Suriah terhadap warga sipil di Ghouta timur, kata Yasin Abu-Ratib, direktur Adalah, departemen anak yatim di Suriah.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency Turki, Abu-Ratib mengatakan: “Hanya sekitar 7.000 anak yatim yang menerima tunjangan bulanan tetap, sementara 5.000 lainnya kekurangan bantuan keuangan.”
Dia juga memperingatkan tentang efek dari pengeboman rezim pada anak-anak. Mereka menderita gangguan psikologis akibat penembakan dan pengepungan, ungkapnya, sebagaimana dilansir MEMO pada Jum’at (28/8/2015).
Seorang direktur Yayasan Rumah Yatim di Douma, Mohammed Ali, mengatakan organisasinya telah mendokumentasikan lebih dari 5.000 anak yatim di kota yang menerima bantuan keuangan bulanan serta beberapa subsidi makanan dan bantuan lainnya.
“Jumlah anak yatim meningkat, karena meningkatnya laju penembakan dan bentrokan di Ghouta timur,” Ali menjelaskan.
“Jumlah anak yatim meningkat setelah pertempuran besar antara pasukan rezim dan pemberontak (pejuang perlawanan-red).”
Menurut Ali, sponsorship keuangan memberikan anak-anak makanan namun sulit untuk menemukan rumah alternatif untuk tempat tinggal mereka.
“Kami mampu menyediakan beberapa materi dasar melalui terowongan karena kota ini dikepung oleh pasukan rezim,” katanya.
Menurut statistik resmi yang dikumpulkan oleh para aktivis, lebih dari 13.000 orang gugur di Ghouta timur selama empat tahun terakhir sebagai akibat dari pengeboman rezim dan pertempuran antara rezim dan pasukan perlawanan.
(banan/arrahmah.com)