ABUJA (Arrahmah.id) – Sejumlah orang bersenjata menyerbu sebuah masjid di negara bagian Delta Nigeria selatan pada Jumat (2/12/2022), melukai 11 Jamaah setelah berusaha menculik sang imam, kata polisi.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kekerasan itu, tetapi Nigeria menghadapi segudang tantangan keamanan, termasuk pemberontakan jihadis di timur laut, penculikan di negara bagian tengah dan barat laut, serta ketegangan separatis di selatan.
Serangan dini hari terjadi di masjid di Ughelli, dekat kota minyak Warri.
“Sebelas (orang) terluka,” kata juru bicara polisi Bright Edafe kepada AFP saat mengonfirmasi insiden itu.
Dia mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan para tersangka.
Media lokal yang mengutip seorang tokoh masyarakat dan seorang korban melaporkan bahwa seorang imam diculik dalam serangan itu.
Polisi menolak klaim tersebut, dengan mengatakan “itu adalah niat untuk menangkapnya (imam) tetapi mereka (orang-orang bersenjata itu) tidak berhasil.”
Penculikan umum terjadi di Nigeria dan sebagian besar dilakukan untuk keuntungan finansial oleh penjahat yang dikenal sebagai bandit yang tidak memiliki motivasi ideologis.
Keamanan di negara bagian Delta telah meningkat dibandingkan awal tahun 2000-an ketika kelompok militan sering menyerang fasilitas minyak atau menculik pekerja minyak.
Tetapi di negara-negara bagian tenggara tetangga, sejumlah serangan baru-baru ini disalahkan pada separatis yang dilarang, kelompok Masyarakat Adat Biafra (IPOB) dan sayap bersenjatanya, Jaringan Keamanan Timur.
IPOB, yang mencari negara terpisah untuk etnis Igbo telah berulang kali membantah bertanggung jawab atas kekerasan tersebut.
Presiden Muhammadu Buhari, yang berkuasa pada 2015 dan terpilih kembali pada 2019, berada di bawah tekanan untuk mengambil tindakan terhadap masalah keamanan Nigeria sebelum dia mundur setelah pemilihan yang dijadwalkan Februari mendatang. (zarahamala/arrahmah.id)