TEL AVIV (Arrahmah.id) – Lebih dari 11.000 warga ‘Israel’ yang berpengaruh—termasuk tentara cadangan, veteran militer, mantan pejabat, akademisi, pendidik, profesional medis, dan tokoh masyarakat—telah menandatangani berbagai petisi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza dan pengembalian tawanan ‘Israel’.
Angka-angka ini didasarkan pada inisiatif yang diketahui publik yang dilaporkan oleh media ‘Israel’ dan kemungkinan hanya mewakili sebagian dari perbedaan pendapat yang lebih luas dan berkembang dalam masyarakat ‘Israel’.
Media ‘Israel’ melaporkan bahwa ratusan tentara ‘Israel’ telah menandatangani dua petisi baru yang menyerukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang di Gaza dan mengamankan pemulangan tawanan yang ditahan di daerah kantong Palestina tersebut.
Gerakan yang berkembang dalam militer ‘Israel’ ini telah didukung secara terbuka oleh keluarga tawanan, menteri, mantan komandan militer, akademisi, aktivis, dan pemimpin partai oposisi.
Menurut media berita ‘Israel’ Walla, petisi tersebut menyatakan bahwa Netanyahu menghasut melawan penegak hukum, membahayakan keselamatan pejabat, dan berupaya menghalangi penyelidikan atas tuduhan korupsi yang melibatkan dirinya dan rekan-rekannya. Petisi tersebut juga memperingatkan tentang krisis yang berkembang di dalam militer.
Khususnya, ratusan prajurit cadangan dari Unit Cyber Ofensif, Komando Operasi Khusus, dan Unit 8200 telah bergabung dalam seruan untuk mengakhiri perang.
Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa lebih dari 200 prajurit dan veteran Angkatan Laut mengajukan petisi pada Selasa (15/4/2025) yang menyerukan pengembalian tawanan ‘Israel’, bahkan jika itu mengharuskan diakhirinya perang.
Sekitar 150 tentara ‘Israel’ dari Brigade elit Golani telah menandatangani petisi serupa, yang menekankan dukungan mereka untuk mengakhiri perang guna menjamin pembebasan para tawanan.
Selama 48 jam terakhir, gelombang perbedaan pendapat telah menyebar ke berbagai sektor masyarakat ‘Israel’. Ribuan personel cadangan militer dan warga sipil telah menandatangani surat yang didukung oleh ratusan personel cadangan Angkatan Udara, termasuk pilot tugas aktif, yang menyerukan gencatan senjata segera dan pengembalian tawanan.
Ini termasuk 1.525 anggota Korps Lapis Baja, lebih dari 1.600 veteran dari Pasukan Terjun Payung dan Brigade Infanteri, 150 mantan perwira Angkatan Laut, 100 dokter militer cadangan, dan ribuan prajurit cadangan dari berbagai unit.
Hingga Senin (14/4), sekitar 1.000 tentara cadangan dan pensiunan Angkatan Udara ‘Israel’—termasuk pilot yang masih aktif bertugas—juga telah menandatangani surat yang mendukung seruan gencatan senjata. Perkembangan ini juga terjadi di sektor sipil: 3.500 akademisi ‘Israel’, lebih dari 3.000 profesional pendidikan, dan lebih dari 1.000 orang tua telah menandatangani petisi serupa yang menuntut diakhirinya perang dan pemulangan para tawanan.
Sebagai tanggapan, Radio Angkatan Darat ‘Israel’ melaporkan bahwa prajurit Brigade Golani menyatakan dukungan mereka terhadap surat pilot tertanggal 9 April yang menuntut pengembalian para tawanan, bahkan dengan mengorbankan penghentian perang. (zarahamala/arrahmah.id)