KABUL (Arrahmah.id) – Badan Pengawas Obat dan Makanan telah mengumumkan bahwa saat ini ada 104 pabrik farmasi yang aktif di negara ini, yang memproduksi 650 jenis obat.
Menurut para pejabat di lembaga ini, produk-produk dari pabrik-pabrik ini berkualitas baik, lansir Tolo News (7/8/2024).
Javid Hajir, juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan, mengatakan, “Dalam dua setengah tahun terakhir, jumlah mereka meningkat. Saat ini, sekitar 104 pabrik secara aktif memproduksi obat dan produk kesehatan di negara ini, dan kapasitas produksi mereka telah berlipat ganda dibandingkan dengan masa lalu; sebelumnya, ada sekitar 220 produk, tetapi hari ini kapasitas pabrik kami melebihi 650 produk.”
Di sisi lain, beberapa penduduk ibu kota mengeluhkan tingginya harga dan rendahnya kualitas obat-obatan di pasar-pasar Kabul.
Warga telah meminta para pejabat di Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk meningkatkan produksi obat di dalam negeri dan memperhatikan harganya.
Nooruddin, salah satu pasien, mengatakan, “Apa yang dibutuhkan dan harus diimpor sangat mahal bagi kami. Kami sudah menghabiskan lebih dari sepuluh ribu dalam tiga hari di rumah sakit ini.”
Sementara itu, sejumlah penjual obat mengakui tingginya harga beberapa obat di dalam negeri dan menekankan penggunaan obat yang diproduksi secara lokal.
Mohammad Khalid, seorang penjual obat, mengatakan, “Permintaan kami kepada pemerintah adalah untuk mendukung pabrik-pabrik obat yang ada di dalam negeri.”
Hal ini terjadi karena, menurut para pejabat di Badan Pengawas Obat dan Makanan, pada tahun-tahun sebelumnya, 95 persen obat yang dibutuhkan warga diimpor dari luar Afghanistan. Namun, dalam dua tahun terakhir, impor ini telah menurun menjadi 80 persen. (haninmazaya/arrahmah.id)