JAKARTA (Arrahmah.id) – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah dalam pengarahan pers secara hybrid (campuran), Selasa (7/2/2023), mengatakan sebanyak 10 Warga Negara Indonesia (WNI) terdata mengalami luka akibat gempa Turki.
“Per 7 Februari, tercatat 10 WNI mengalami luka-luka. Empat sudah dirawat di rumah sakit, dan enam akan dievakuasi untuk perawatan di Ankara,” ujar Faizasyah.
Tim Kedutaan Besar RI (KBRI) Ankara tengah menuju lokasi gempa yang terpusat di lima titik. Tim ini akan mengevakuasi WNI dari lokasi-lokasi tersebut.
“Empat tim KBRI Ankara sedang menuju lokasi gempa untuk mengevakuasi 104 WNI dari lima titik. (Yaitu) Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay dan Dyarbakir,” terangnya.
Berdasarkan data KBRI Ankara, sebanyak 6.500 WNI yang tercatat di Turki, hampir 90 persen tinggal di kawasan Marmaris. WNI di daerah-daerah ini tidak terkena dampak gempa dan semuanya dalam keadaan aman.
Sementara itu, lima WNI dinyatakan hilang kontak. Para WNI tersebut diketahui berdomisili di Provinsi Hatay dan Dyarbakir.
“Ada satu ibu dengan dua anak mereka tinggal di Antakya (Provinsi Hatay-red), sampai saat ini belum berhasil kami hubungi. Tapi, kami sudah mencoba melalui simpul-simpul masyarakat,” kata Duta Besar RI di Ankara, Lalu Muhammad Iqbal dalam pengarahan pers difasilitasi Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (7/2/2023).
“Dan akan terus kami coba. Kami sudah koordinasi juga dengan otoritas setempat mengenai ibu dan dua anak ini,” lanjutnya.
Dia menambahkan, empat sudah dirawat di rumah sakit, dan enam akan dievakuasi untuk perawatan di Ankara.
(ameera/arrahmah.id)