KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy terbang ke Kabul hari kemarin (20/8) dan menemui para tentara yang selamat dalam suatu serangan paling mematikan yang membunuh 10 pasukan Perancis di wilayah Taliban, Afghanistan.
Sarkozy mendarat di lapangan udara Kabul didampingi dengan menteri pertahanan Herve Morin dan menteri luar negeri Bernard Kouchner lalu menggunakan helicopter menuju markas besar pasukan Perancis di Afghanistan.
Dia mendatangi kamar mayat sekitar 5 menit dan memegang peti mati dari tentara yang tewas dalam pertempuran sekitar 50 Km dari Timur Kabul pada hari senin dan selasa lalu.
Sarkozy juga mendatangi rumah sakit dan menjenguk 10 tentara yang terluka. Ia juga menjumpai tentara lainnya yang terlibat dalam pertempuran tersebut.
Ia akan berbicara dengan Michel Stollsteiner, Jenderal yang memimpin pasukan Perancis yang ditempatkan di NATO untuk wilayah Kabul dan sekitarnya. Ia juga akan menemui Presiden Hamid Karzai.
Itu adalah serangan paling mematikan bagi tentara Perancis, jelas Sarkozy.
Tetapi Sarkozy mengatakan tidak akan menarik mundur sekitar 3.000 tentaranya di dalam ISAF yang bergabung dengan 53.000 tentara lain dari hamper 40 negara.
Militer AS memaksimalkan kekuatan udara, setelah mujahidin Taliban merusak beberapa kendaraan militer mereka.
Morin memperkirakan jumlah korban dalam pertempuran melawan Taliban sekitar 30 tewas dan 30 luka-luka.
Sarkozy mengungkapkan simpatinya kepada Negara lain yang telah menempatkan pasukannya di Afghanistan. Karena kelompok Taliban setiap tahunnya semakin menguat dan kini bergabung dengan pejuang-pejuang Al-Qaeda.
Jumlah tentara internasional yang tewas tahun ini dalam serangan-serangan kelompok mujahidin sekitar 176 orang. (Aul/Arrahmah.com)