BAMAKO (Arrahmah.com) – Sedikitnya 10 tentara Mali tewas dalam serangan malam hari di barat negara itu dekat perbatasannya dengan Mauritania.
Dalam serangan pada Kamis malam (3/9/2020), yang terbesar sejak militer melancarkan kudeta pada 18 Agustus, tentara Mali di Guire mengalami kematian, cedera dan kerusakan material dalam serangan itu, menurut akun Twitter militer Mali seperti dilansir AP (4/9).
“Bala bantuan telah dikirim ke sana,” katanya.
Serangan itu terjadi ketika Ibrahim Boubacar Keita, presiden Mali yang digulingkan dalam kudeta militer, dipindahkan ke kediamannya setelah dirawat di sebuah klinik swasta di bawah pengamanan ketat pemerintah militer, menurut anggota keluarga.
Kondisi kesehatan pria 75 tahun itu tidak segera diketahui dan tidak jelas apakah dia akan dievakuasi ke luar negeri, meskipun para pemimpin pemerintahan militer mengatakan mereka terbuka untuk perawatan apa pun yang dia butuhkan, bahkan jika di negara lain.
Pemerintahan militer, yang menamakan dirinya Komite Nasional untuk Penyelamatan Rakyat, sekarang memerintah Mali di bawah kepemimpinan Assimi Goita.
Mereka telah mengusulkan waktu tiga tahun untuk mengatur transisi ke pemerintahan sipil.
Oposisi politik lama negara itu, komunitas internasional dan blok regional Afrika Barat menuntut pemerintah militer mempercepat transisi itu. (haninmazaya/arrahmah.com)