(Arrahmah.com) – Dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan pada Sabtu (12/12/2015), Amir Jabhah Nushrah Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani menyampaikan sejumlah pernyataan yang memunculkan titik terang untuk memahami situasi dan kondisi medan Jihad Suriah.
Pemimpin salah satu kelompok terbesar di Suriah yang memerangi rezim Bashar Asad ini menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para wartawan yang diundang dalam konferensi pers tersebut.
Syaikh Al-Jaulani memberi jawaban yang menerangkan situasi dan kondisi di Suriah, terutama setelah semakin banyaknya campur tangan negara-negara barat dan kekuatan Salibis Internasional dalam medan Jihad Suriah.
Dalam konferensi pers itu, Syaikh Al-Jaulani yang secara konsisten tidak pernah memperlihatkan wajahnya di hadapan publik hadir dengan membelakangi kamera. Hal ini bertujuan untuk keamanan yang telah ia dan komandan Al-Qaeda lainnya adopsi, karena mereka percaya itu akan membuat musuh-musuh sulit untuk melacak mereka.
Hasan Abdullah, seorang wartawan Orient News, salah satu saluran media yang hadir dalam konferensi pers tersebut, menyampaikan ringkasan poin-poin penting dari ucapan sang komandan Al-Qaeda di Suriah itu.
Berikut terjemahan kutipan penting Syaikh Al-Jaulani tersebut, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Senin (14/12/2015).
Kutipan-Kutipan Penting terkait Penjelasan Syaikh Al-Jaulani dalam Konferensi Pers
- Kekuatan kufar Internasional sangat berambisi untuk menyatukan antara kekuatan oposisi dengan kekuatan rezim Syiah. Asad akan tetap menjadi presiden. Mereka memaksakan adanya gencatan senjata dan siapapun yang menolak gencatan senjata ini akan diperangi.
- Kekuatan oposisi terus melanjutkan kemajuan di medan peperangan, saat ini rezim Asad hanya mengontrol 20% wilayah.
- Komunitas internasional tergopoh-gopoh untuk segera mencari solusi politik setelah rezim Asad jatuh ke tepi jurang kehancuran.
- Klaim rezim Asad bahwa mereka telah meraih kemajuan di selatan Aleppo, maka sebenarnya itu adalah klaim palsu, yang bertempur di Aleppo selatan bukanlah rezim Asad, tetapi milisi Iraq, Iran dan Hizbullat Libanon, kami memiliki tawanan-tawanan dari kalangan mereka sebagai bukti.
- Milisi Iran dan Iraq di Suriah telah kehilangan hampir 500 orang prajuritnya dalam pertempuran di Aleppo Selatan saja.
- Kami mengundurkan dari medan tempur di selatan Suriah, hanya karena kami harus menghadapi Brigade Syuhada Yarmuk terlebih dahulu di mana mereka itu adalah cabang [kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai] ISIS di daerah tersebut. Pada saat itu, kami menyaksikan bahwa faksi-faksi yang didukung oleh Amerika dan Yordania berdiri di belakang Brigade Syuhada Yarmuk dalam pertempuran melawan kami.
- Kami tidak pernah punya keinginan untuk bertempur melawan tentara Libanon, tetapi Hizbullat Libanon lah yang menyeret mereka dalam pertempuran ini.
- Kami tidak memiliki hubungan apapun dengan Turki maupun Qatar.
- Kami sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk memutus hubungan dengan Al-Qaeda. Barat telah membuat pengkotakan kelompok-kelompok mujahidin berdasarkan ideologi mereka, ikatan kami dengan Al-Qaeda bukanlah sebuah tindakan teror.
- Obama telah menjalankan agenda-agenda AS yang telah dirintis oleh Bush.
(banan/arrahmah.com)