IDLIB (Arrahmah.com) – Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki telah mengerahkan 10.000 pejuang untuk bergabung dengan tentara Turki dalam operasi militer yang direncanakan di Idlib jika pasukan rezim menolak untuk mundur dari wilayah yang baru ditangkap di provinsi utara, ujar sumber militer kepada Zaman AlWasl pada Ahad (9/2/2020).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam pada Rabu lalu, akan mengusir pasukan rezim Asad di Idlib kecuali mereka menarik diri pada akhir bulan untuk membendung serangan.
Sekitar 1240 kendaraan Turki membawa tank dan senjata memasuki Suriah dalam sepekan terakhir. Juga sekitar 5000 tentara Turki telah dikerahkan, termasuk 500 pasukan elit.
Sumber itu mengatakan pejuang Suriah telah memperoleh rudal TOW, kanon, dan amunisi.
Senin lalu, penembakan oleh pasukan rezim menewaskan delapan personil militer Turki, mendorong pasukan Turki untuk menyerang balik. Eskalasi ini meningkatkan kekhawatiran tentang kolaborasi masa depan antara Ankara dan Moskow, yang telah mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam perang meskipun ada upaya bersama untuk meredakan kekerasan.
Erdogan mengatakan dua dari 12 pos pengamatan Turki, yang didirikan di sekitar “zona de-eskalasi” di wilayah barat laut Suriah, Idlib, sebagai bagian dari perjanjian 2017 dengan Rusia dan Iran, sekarang berada di belakang garis depan rezim Suriah.
Turki akan menggunakan hak bela diri dengan cara yang terkuat jika Turki menghadapi serangan baru di Suriah, kata Kementerian Pertahanan Turki pada hari Sabtu, seperti dilaporkan Anadolu.
Pasukan rezim Suriah telah merebut kembali lebih dari 600 kilometer persegi wilayah sejauh ini dalam kampanye untuk merebut kendali dari kubu terakhir pejuang Suriah di Idlib dan pedesaan Aleppo, sebuah pernyataan dari pasukan rezim Asad pada Ahad (9/2).
Reporter Zaman Alwasl mengatakan pasukan rezim pada Ahad telah mengambil kendali atas 11 desa termasuk desa Al-Eis dan bukit strategisnya di sebelah timur M5. (haninmazaya/arrahmah.com)