YERUSALEM (Arrahmah.id) – Hampir 1.500 pemukim “Israel” memasuki Masjid Al-Aqsa pada Senin (2/9/2023). Tingginya jumlah pemukim yang mengunjungi tempat suci tersebut disebabkan oleh hari libur Yahudi Sukkot – hari libur selama sepekan yang jatuh lima hari setelah Yom Kippur.
Menurut otoritas Islam al-Awqaf, 1.142 pemukim memasuki Masjid Al-Aqsa melalui Gerbang al-Magahrabeh antara pukul 07:00 hingga 11:30. Sebanyak 326 pemukim tambahan masuk setelah selesainya shalat magrib.
Otoritas al-Awqaf yang dikuasai Yordania menyatakan bahwa polisi “Israel” adalah pihak yang mengizinkan kunjungan orang Yahudi ke Al-Aqsa dan bahwa kunjungan tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan pejabat Muslim.
Warga Palestina mewaspadai kunjungan pemukim ke Masjid Al-Aqsa karena seruan yang digaungkan oleh para ekstremis untuk membangun sebuah kuil Yahudi di lokasi Kubah Batu.
Kehadiran polisi “Israel” di gerbang Masjid Al-Aqsa dan di dalam kompleks semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir, terkadang menimbulkan perselisihan dengan warga Palestina dan jamaah Muslim.
Pada Senin pagi (2/9), polisi wanita “Israel” mendorong wanita Palestina ke tanah sambil meneriakkan “Allahu Akbar” (Tuhan Maha Besar). Insiden itu terjadi di dekat salah satu gerbang menuju Masjid Al-Aqsa yang dikenal dengan nama Bab al-Majles.
Dalam beberapa hari terakhir, polisi “Israel” memblokir sejumlah warga Palestina untuk memasuki Masjid Al-Aqsa. Dalam satu contoh, polisi tidak mengizinkan warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki karena “izin mereka hanya berlaku untuk alasan pekerjaan atau medis, tetapi tidak untuk mengunjungi Al-Aqsa”.
Baru-baru ini, menteri pemerintahan sayap kanan “Israel”, Itamar Ben-Gvir, mengunggah di X tentang situasi di Al-Aqsa.
“Seperti inilah kedaulatan! Tarik napas dalam-dalam, dan perlahan semua orang akan menerima kebijakan kita,” tulisnya.
Postingan tersebut merujuk pada sebuah artikel di harian “Israel” Ma’arive yang melaporkan: “Peningkatan jumlah permintaan untuk memasuki Temple Mount. Para administrator Temple Mount bersiap-siap untuk menerima ribuan pendaki ke Temple Mount selama Sukkot…”. Foto dalam laporan tersebut menunjukkan beberapa polisi “Israel” berdiri di antara Kubah Batu dan Masjid Al-Qibli.
“Israel” secara ilegal mencaplok Yerusalem Timur setelah perang 1967, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh komunitas internasional. (zarahamala/arrahmah.id)