KONGO (Arrahmah.com) – Setidaknya 1.300 tahanan melarikan diri dari penjara di Republik Demokratik Kongo pada Selasa pagi (20/10/2020), setelah serangan bersenjata yang diklaim oleh Islamic State atau yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS.
Serangan di Beni, di timur laut negara itu, menargetkan penjara pusat Kangbayi dan kamp militer, kata walikota kota Modeste Bakwanamaha.
“Penyerang datang dalam jumlah besar dan berhasil mendobrak pintu dengan peralatan listrik,” kata walikota sebagaimana dilansir The New York Times (20/10).
Diperkirakan 1.335 tahanan melarikan diri, dan satu narapidana tewas dalam konfrontasi tersebut, kata Mathias Gillmann, juru bicara kelompok penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, penjara itu menahan 1.456 narapidana.
Meskipun ribuan melarikan diri, sekitar 20 tahanan yang melarikan diri memilih kembali dan mengatakan bahwa mereka telah diculik oleh Pasukan Demokratik Sekutu, kata Bakwanamaha.
Bakwanamaha mengatakan bahwa serangan itu adalah ulah Pasukan Demokrat Sekutu, sebuah kelompok pemberontak Uganda yang aktif di Kongo timur dan dikaitkan dengan ISIS dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu, kantor berita ISIS mengklaim telah menyerang penajra yang sama. Pejabat Kongo membenarkan adanya serangan di daerah tersebut, tetapi mengatakan bahwa penyerangnya berasal dari Pasukan Demokrat Sekutu. Laporan tahun 2018 oleh Congo Research Group di New York University mengatakan A.D.F. telah menerima uang dari pemodal yang terkait dengan ISIS dan kelompok ini diduga kuat telah menyelaraskan diri dengan kelompok jihadi lainnya. (Hanoum/Arrahmah.com)