TRIPOLI (Arrahmah.com) – Sekitar 800 hingga 1.200 pasukan bayaran dari kelompok Wagner Rusia, sebuah perusahaan militer swasta (PMC), berpartisipasi dalam konflik di Libya untuk mendukung Khalifa Haftar.
Data ini pertama kali dikonfirmasi oleh perwakilan PBB dalam laporan yang belum dipublikasikan, lansir AFP (7/5/2020).
Menurut sumber AFP, tentara bayaran Rusia membantu pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) untuk memelihara dan memperbaiki peralatan, serta berpartisipasi dalam operasi tempur. Mereka memberikan dukungan dalam artileri dan penerbangan, penembak jitu dan spesialis peperangan elektronik.
Sumber PBB juga menemukan bahwa operasi PMC Rusia telah ada di Libya sejak Oktober 2018.
Menurut mereka, kehadiran PMC secara signifikan memperkuat pasukan Haftar. Selain itu, diduga bahwa perusahaan keamanan swasta lain, Sistem Keamanan Rusia, hadir di negara itu. Spesialisnya diduga melakukan perawatan dan perbaikan pesawat militer.
Pada akhir April, pemerintah Libya atas persetujuan nasional (PNS) menuduh Wagner dari PMC menggunakan senjata kimia, para pejuangnya diduga menyerang pasukan PNS dengan gas syaraf.
PMC Wagner -kelompok bersenjata tidak resmi, yang dikaitkan dengan pengusaha St. Petersburg Eugene Prigozhin- tentara bayarannya diyakini memberikan layanan keamanan di beberapa negara Afrika. Menurut beberapa laporan, mereka juga mengambil bagian dalam pertikaian di Donbass, Suriah dan dikirim ke Sudan untuk mendukung Presiden Omar Al-Bashir.
Pada Februari, Erdogan menuduh pemimpin militer Rusia, termasuk Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, melakukan perang di Libya yang melibatkan tentara bayaran. Kementerian Luar Negeri Rusia telah menanggapi pernyataan ini, mengklaim bahwa itu tidak benar. (haninmazaya/arrahmah.com)