IDLIB (Arrahmah.com) – Lebih dari 1.200 orang termasuk pejuang dan keluarga mereka, meninggalkan dua distrik yang sebelumnya dikendalikan oleh pejuang Suriah di pinggiran Damaskus pada Jum’at (12/5/2017), di bawah “kesepakatan” yang akan
membawa rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad semakin dekat untuk mengontrol penuh ibukota Damaskus, lansir Zaman Alwasl.
Selama lebih dari dua tahun, rezim Asad menggunakan taktik “kesepakatan rekonsiliasi” yang menurutnya merupakan cara terbaik untuk mengakhiri perang.
Evakuasi pada Jum’at (12/5) adalah bagian dari kesepakatan pertama untuk wilayah ibukota.
Menurut kantor berita pro-rezim, SANA, 718 pejuang termasuk di anatar 1.246 orang yang dievakuasi dari distrik di Damaskus, distrik Barzeh dan Tishrin.
“Keluarnya pejuang bersenjata bersama keluarga mereka akan selesai dalam beberapa gelombang dalam beberapa hari mendatang, sampai distrik tersebut benar-benar terbebas dari tanda-tanda orang bersenjata,” ujar laporan SANA.
Seorang sumber dari Pasukan Pertahanan Nasional pro-rezim mengonfirmasi bahwa pengungsi dari Barzeh berangkat dengan 12 bus, lansir AFP.
“Evakuasi adalah bagian dari kesepakatan yang dicapai pertama kali di Barzeh, dan distrik tetangga Tishrin,” klaimnya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa perundingan selama berbulan-bulan dilakukan untuk mengamankan evakuasi tiga distrik di Damaskus: Barzeh, Tishrin dan Qabun.
Belum ada kesepakatan di Qabun, di mana pasukan rezim pada Kamis (11/5) menguasai sejumlah blok apartemen dan pembangkit listrik, menurut SOHR. (haninmazaya/arrahmah.com)