LONDON (Arrahmah.com) – Lebih dari 1.000 orang berkumpul di sebuah pusat Islam di London timur untuk menunjukkan solidaritas terhadap Muslim Rohingya pada Jumat (8/9/2017) malam.
Acara yang bertajuk “Muslim Rohingya: The Silent Genocide”, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Muslim Inggris membahas kekerasan yang dilalami oleh Muslim Rohingya di Myanmar.
Salah satu pembicara, Mark Farmaner dari Kampanye Burma Inggris mengatakan bahwa sikap pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, tidak bisa dimaafkan.”
Suu Kyi menuai kecaman dari masyarakat internasional karena kekejaman terbaru yang menargetkan Muslim di Myanmar.
Farmaner mengatakan: “Saya berkampanye lebih dari satu dekade untuk pembebasannya, untuk menjadi tahanan rumah. Saya menekan pemerintah, saya melobi seluruh dunia untuk pembebesannya. Saya adalah salah satu orang utama yang berkampanye untuk pembebasannya. Saya tidak dapat percaya. Saya sangat kecewa dengan bagaimana dia bersikap.”
Farmaner juga menekankan bahwa Jenderal Min Aung Hlaing, yang memimpin tentara Myanmar, adalah orang yang bertanggung jawab atas operasi terbaru di negara tersebut dan namanya harus disebut di arena internasional.
Presiden Asosiasi Muslim Inggris, Harun Rashid Khan, mengatakan bahwa tindakan tersebut seharusnya lebih dari sekadar kata-kata untuk kekejaman di Rakhine, dan menghimbau para hadirin untuk memberi tekanan pada anggota parlemen setempat.
Khan juga memuji upaya bantuan kemanusiaan Turki untuk Muslim Rohingya.
(ameera/arrahmah.com)