DOHA (Arrahmah.com) – Sekitar 1.000 orang turun ke jalan-jalan Doha, Qatar, pada Ahad (15/2/2015) untuk memprotes pembunuhan tiga mahasiswa Muslim AS pekan lalu oleh tetangga mereka, menurut lansiran Russia Today pada Senin (16/2).
Qatar mengatakan tragedi penembakan di Chapel Hill itu adalah tindakah terorisme.
Para demonstran membawa spanduk-spanduk yang di antaranya bertuliskan “End hate crimes”, “Chapelhill Shooting was a hate crimes”, dan “We all have the right to live free from hate,” lapor AFP.
Di akhir kegiatan demo, para demonstran menonton sebuah video berisi pesan dari Suzanee dan Farris Barakat, adik dan kakak Deah Barakat, salah satu dari ketiga korban.
In the video, Farris said it was “amazing” that “the people of Qatar were thinking about us and the family.”
Dalam video tersebut, Farris mengatakan bahwa ia merasa “takjub” bahwa “orang-orang Qatar memikirkan tentang kami dan keluarga.”
Aksi demo ini diorganisir oleh sebuah LSM yang diketuai oleh ibu amir Qatar, Sheikha Moza binti Nasser al-Masnad.
Kemarahan umat Muslim kembali meluas setelah pekan lalu tiga mahasiswa AS, Deah Shaddy Barakat (23), isterinya Yusor Mohammad Abu-Salha (21), dan adiknya Razan, ditembak hingga mati oleh seorang teroris yang diduga adalah tetangga mereka Craig Stephen Hicks, menurut laporan ia adalah seorang Atheis. Pembunuhan itu terjadi di Chapel Hill.
Hicks (46), didakwa dengan tiga pasal pembunuhan, dan ia diduga sangat anti dengan agama. Terlihat dari halaman Facebook-nya, ia mempublikasikan postingan-postingan anti-agama, termasuk anti-Islam.
Polisi masih menyelidiki kasus ini, namun keluarga korban yakin bahwa serangan itu dimotivasi oleh sentimen keagamaan. (siraaj/arrahmah.com)